Siaran pers
Uni Eropa, ILO dan TradeInvest Timor-Leste bergabung untuk mengembangkan dan memperluas peluang bisnis kelapa di Timor-Leste
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan TradeInvest Timor-Leste, didukung oleh Uni Eropa, menandatangani Perjanjian Kerja Sama Teknis untuk mengembangkan peluang bisnis kelapa di Timor Leste.
23 Mei 2024
DILI, Timor-Leste (ILO News) - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan TradeInvest Timor-Leste menandatangani Perjanjian Kerja Sama Teknis pada 23 Mei untuk mengembangkan peluang bisnis kelapa di Timor-Leste bersama dengan sektor swasta. Perjanjian ini, yang didukung oleh proyek Keterampilan Agroforestri Uni Eropa, menyoroti sinergi di antara para pihak yang terlibat untuk memperluas pasar serta mempromosikan perdagangan dan investasi dalam rantai nilai kelapa dan untuk meningkatkan kapasitas para pemain utama dalam industri kelapa, dari produsen dan pengolah hingga pembeli dan investor.
Kelapa adalah tanaman komersial yang populer di Timor-Leste dan ditanam secara luas di sebagian besar wilayah negara ini, terutama di daerah pesisir dengan perkiraan produksi sekitar 30.000 ton per tahun. Dengan luas total 12.000 hektar dan lebih dari 16.000 petani, bisnis kelapa memiliki potensi yang besar dan terdapat pasar internasional yang belum tersentuh seperti Australia dan negara-negara Eropa lainnya untuk produk sampingan seperti bubur, sabut dan tempurung yang belum dieksplorasi, digunakan, dan diproses di Timor-Leste.
Decio Ribeiro Sarmento, Direktur Promosi Ekspor di TradeInvest TL, menyatakan bahwa Timor-Leste saat ini hanya menjual kelapa untuk konsumsi dalam negeri dan hanya sedikit yang mengolah kelapa menjadi produk terbatas seperti kopra dan minyak kelapa murni (VCO). “Dengan menandatangani perjanjian kerja sama teknis dengan ILO, kami berharap dapat memperluas variasi produk kelapa di Timor-Leste. Tidak hanya kopra atau VCO, kami juga dapat memproduksi produk turunan lainnya seperti coco peat, coco RBD oil sehingga TradeInvest TL dapat memfasilitasi penjajakan pasar internasional untuk meningkatkan bisnis dan kegiatan ekspor negara ini,” katanya.
Country Director ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Simrin Singh, menegaskan bahwa ILO melalui Proyek Keterampilan Agroforestri mendukung pengembangan bisnis rantai nilai kelapa di Indonesia. “ILO terus mendukung pemerintah Timor-Leste dengan memberikan pelatihan keterampilan bagi kaum muda, perempuan dan keluarga pedesaan agar mereka dapat diberdayakan secara ekonomi dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bersama-sama dengan sektor swasta memperluas perkebunan kelapa dan bisnis dalam skala industri yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional dan kesempatan usaha dan pekerjaan yang lebih layak.”
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa (UE), Marc Fiedrich mengatakan: “Proyek Keterampilan Agroforestri, yang didanai oleh Uni Eropa, memberikan kontribusi untuk diversifikasi ekonomi di Timor-Leste, dengan mengidentifikasi peluang pengembangan agroforestri baru dalam rantai nilai kelapa. Kami berharap, dengan proyek ini, dapat meningkatkan kapasitas kaum muda dan perempuan di Timor-Leste dan memberikan mereka keterampilan kewirausahaan dan pengembangan agroforestri, untuk menciptakan lapangan kerja mereka sendiri dan mengembangkan ekonomi negara.”
Setelah upacara penandatanganan, sebuah lokakarya dilakukan, menghadirkan dua perusahaan yang sukses dalam bisnis kelapa dari Indonesia, PT Bali Coco dan PT Indobriket, yang telah mengekspor berbagai produk kelapa ke pasar internasional. Perwakilan dari perusahaan-perusahaan ini berbagi pengetahuan dan keahlian mereka tentang bagaimana mengembangkan bisnis kelapa yang sukses. Lokakarya ini merupakan sesi perkenalan untuk melibatkan dan memberdayakan perusahaan-perusahaan di Timor-Leste untuk berinvestasi dan mengambil bagian dalam mengembangkan bisnis rantai nilai kelapa yang akan difasilitasi oleh proyek Agroforestri yang didanai Uni Eropa untuk Ketenagakerjaan dan Ketahanan, yang diimplementasikan oleh ILO.
Informasi Latar Belakang
Proyek Keterampilan Agroforestri untuk Ketenagakerjaan dan Ketahanan di Timor-Leste didanai oleh Uni Eropa. Proyek ini dimulai pada bulan September 2023 dan akan berlangsung selama empat tahun. Dengan anggaran keseluruhan sebesar 5,9 juta Euro, Proyek ini bertujuan untuk mempromosikan diversifikasi dan ketahanan ekonomi yang hijau dan berkelanjutan di Timor-Leste melalui pengembangan sektor swasta, pelatihan pendidikan teknis dan kejuruan (TVET) untuk integrasi kaum muda di pasar tenaga kerja dan untuk meningkatkan peluang kerja dan kewirausahaan yang berkualitas, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Paul Pinto
Petugas Komunikasi & Informasi untuk Proyek Wanatani ILO
pintop@ilo.org
Sumber : “Klik di sini”
Silakan bagikan masukkan Anda di bawah ini dan bantu kami meningkatkan konten kami.